MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
“MANUSIA DAN KEINDAHAN”

Disusun oleh :
NAMA : APRILIANO BECHKAM AGERTAMA
NPM : 10216990
KELAS : 1EA22
UNIVERSITAS GUNADARMA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap manusia dilahirkan dan dibekali dengan banyak sekali keindahan. Keindahannya
baik dari dalam, dari luar, maupun yang ada disekitarnya. Kata keindahan berasal dari kata
indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, dan sebagainya. Keidahan identik dengan kebenaran.
Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama
yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung
kebenaran berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh
selera perseorangan, waktu dan tempat, kedaerahan, selera mode, kedaerahan atau lokal.
Keindahan mempunyai nilai yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah.
Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat universal,
artinya tidak terikatoleh selera perseorangan, waktu dan tempat kedaerahan, selera mode,
kedaerahan atau local.
1. MANUSIA DAN KEINDAHAN
Apa itu keindahan?
Kata keindahan berasal dari kata indah yang artinya bagus, cantik, elok dan sebagainya.
Keindahan adalah suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas.
Perbedaan keindahan menurut luasnya pengertian yaitu:
Keindahan dalam arti yang luas. Pengertian keindahan yang seluas-luas
nya meliputi keindahan seni, alam, moral, dan intelektual.
Keindahan dalam arti estetis murni, menyangkut pengalaman estetis dari
seorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
Keindahan dalam arti terbatas, lebih disempitkan sehingga hanya
menyangkut benda yang diserapnya dalam penglihatan.
2. NILAI ESTETIK
Nilai estetik adalah nilai suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau
suatu golongan.
Nilai adalah semata-mata suatu realita psikologis yang harus dibedakan secara tegas
dari kegunaan karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada benda itu sendiri.
Nilai digolongkan menjadi:
Nilai Ekstrinsik: sifat baik suatu benda sebagai alat untuk sesuatu hal lainnya,
Nilai Intrinsik: sifat baik dari benda yang bersangkutan atau sebagai suatu tujuan
ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.
3. KONTEMPLASI DAN EKSTANSI
Keindahan dapat dinikmati menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang
didasarkan pada selera seni di dukung oleh factor kontemplasi dan ekstansi
a. Kontemplasi: dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah
b. Ekstansi: dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati
sesuatu yang indah
Apabila kedua dasar tersebut dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka
akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah.
4. PENYEBAB MANUSIA MENCIPTAKAN KEINDAHAN
Alasan atau motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan:
1. Tata nilai yang sudah usang
2. Kemerosotan zaman
3. Penderitaan manusia
4. Keagungan tuhan
E. KEINDAHAN MENURUT PANDANGAN ROMANTIK
Dalam buku An Essay on Man(1954), Erns Cassirer mengatakan bahwa arti keindahan
tidak bisa pernah selesai diperdebatkan. Meskipun kita menggunakan kata-kata penyair
romantic John Keats(1795-1821) sebagai pegangan. Dalam Endymon dia berkata:
“Bahwa sesuatu yang indah adalah keriangan selama-lamanya kemolekannya
bertambah dan tidak pernah berlaku ketiadaan)”
F. RENUNGAN
Renungan berasal dari kata renung artinya diam-diam memikirkan suatu dengan dalam-
dalam. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori, yaitu:
Teori pengungkapan: dalil teori ini adalah “art in expression of human feeling”
Teori metafisik: orang yang menggunakan firasat sebagai dasar merenung
Tokoh psikologis: penciptaan seni didasarkan pada kejiwaan. Suatu teori lain
tentang sumber seni adalah teori permainan dan teori penandaan.
G. KESERASIAN
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata rasi, artinya cocok, kena benar, dan
sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan,
pertentangan, ukuran, dan seimbang.
H. Teori Objektif dan Subjektif
The Liang Gie dalam bukunya garis beras estetika menjelaskan bahwa dalam
menciptakan seni ada 2 teori, yaitu:
a. Teori Objektif, berpendapat bahwa keindahan atau cirri-ciri yang mencipta nilai
estetik adalah sifat yang memang benar melekat dalam bentuk indah yang
bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya.
b. Teori Subjektif, menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu
benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang
mengamati sesuatu benda
I. Teori Perimbangan
Teori perimbangan tentang keindahan daei bangsa Yunani kuno dahulu dipahami pula
dalam arti yang lebih terbatas yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-
angka. Teori perimbangan berlaku dari abad 5-17 Masehi selama 22 abad. Para seniman
romantic umunya berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak
adanya keteraturan, yakni tersusun dari daya hidup, penggambaran, pelimpahan, dan
pengungkapan perasaan.
Kesimpulan :
Keindahan pada dasarnya adalah alamiah. Alam itu ciptaan tuhan ini berarti bahwa keindahan
itu ciptaan Tuhan. Keindahan menyangkut hakiki dari segala benda yang mengandung
kesatuan, keselarasan,keseimbangan, dan pertentangan. Dari ciri-ciri itu diambil kesimpulan
bahwa keindahan tersusun dari keselarasan dan pertentangan dari garis, warna, bentuk, nada,
dan kata-kata. Manusia diberikan keindahan yangluar biasa dari Tuhan YME. Oleh sebab itu,
manusia diharapkan untuk selalu menjaga keindahan-keindahan yang dimilikinya, yang ada
pada dirinya agar senantiasa keindahan tersebut dapat berguna dan dinikmati oleh semua
orang, serta untuk mengetahui suatu keindahan dibuuhkan hal-hal seperti renungan,
keserasian, kehalusan, dan kontemplasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mohtar Hadi, dkk., Ilmu Budaya Dasar, UNS, Surakarta, 1986.
2. Suyadi M.P., Drs., Buku Materi Pokok Ilmu Budaya Dasar,
Universitas Terbuka, Jakarta, 1985.
3. Hoegiono, Drs., Ilmu Budaya Dasar dan PKLH, IKIP Semarang
Press, 1990.
4. Hartono, Drs., Ilmu Budaya Dasar, CV. Pelangi, Surabaya, 1986.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar