Selasa, 17 Januari 2017

MANUSIA DAN KEINDAHAN

MAKALAH


ILMU BUDAYA DASAR


“MANUSIA DAN KEINDAHAN”

Image result for gunadarma logo
Disusun oleh :


NAMA : APRILIANO BECHKAM AGERTAMA


NPM : 10216990


KELAS : 1EA22


UNIVERSITAS GUNADARMA


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Setiap manusia dilahirkan dan dibekali dengan banyak sekali keindahan. Keindahannya

baik dari dalam, dari luar, maupun yang ada disekitarnya. Kata keindahan berasal dari kata

indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, dan sebagainya. Keidahan identik dengan kebenaran.

Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama

yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung

kebenaran berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh

selera perseorangan, waktu dan tempat, kedaerahan, selera mode, kedaerahan atau lokal.

Keindahan mempunyai nilai yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah.

Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat universal,

artinya tidak terikatoleh selera perseorangan, waktu dan tempat kedaerahan, selera mode,

kedaerahan atau local.

1. MANUSIA DAN KEINDAHAN

Apa itu keindahan?

Kata keindahan berasal dari kata indah yang artinya bagus, cantik, elok dan sebagainya.

Keindahan adalah suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas.

Perbedaan keindahan menurut luasnya pengertian yaitu:

 Keindahan dalam arti yang luas. Pengertian keindahan yang seluas-luas

nya meliputi keindahan seni, alam, moral, dan intelektual.

 Keindahan dalam arti estetis murni, menyangkut pengalaman estetis dari

seorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.

 Keindahan dalam arti terbatas, lebih disempitkan sehingga hanya

menyangkut benda yang diserapnya dalam penglihatan.



2. NILAI ESTETIK

Nilai estetik adalah nilai suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau

suatu golongan.

Nilai adalah semata-mata suatu realita psikologis yang harus dibedakan secara tegas

dari kegunaan karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada benda itu sendiri.

Nilai digolongkan menjadi:

 Nilai Ekstrinsik: sifat baik suatu benda sebagai alat untuk sesuatu hal lainnya,

 Nilai Intrinsik: sifat baik dari benda yang bersangkutan atau sebagai suatu tujuan

ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.

3. KONTEMPLASI DAN EKSTANSI

Keindahan dapat dinikmati menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang

didasarkan pada selera seni di dukung oleh factor kontemplasi dan ekstansi

a. Kontemplasi: dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah

b. Ekstansi: dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati

sesuatu yang indah

Apabila kedua dasar tersebut dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka

akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah.

4. PENYEBAB MANUSIA MENCIPTAKAN KEINDAHAN

Alasan atau motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan:

1. Tata nilai yang sudah usang

2. Kemerosotan zaman

3. Penderitaan manusia

4. Keagungan tuhan

E. KEINDAHAN MENURUT PANDANGAN ROMANTIK

Dalam buku An Essay on Man(1954), Erns Cassirer mengatakan bahwa arti keindahan

tidak bisa pernah selesai diperdebatkan. Meskipun kita menggunakan kata-kata penyair

romantic John Keats(1795-1821) sebagai pegangan. Dalam Endymon dia berkata:

“Bahwa sesuatu yang indah adalah keriangan selama-lamanya kemolekannya

bertambah dan tidak pernah berlaku ketiadaan)”

F. RENUNGAN

Renungan berasal dari kata renung artinya diam-diam memikirkan suatu dengan dalam-

dalam. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori, yaitu:

 Teori pengungkapan: dalil teori ini adalah “art in expression of human feeling”

 Teori metafisik: orang yang menggunakan firasat sebagai dasar merenung

 Tokoh psikologis: penciptaan seni didasarkan pada kejiwaan. Suatu teori lain

tentang sumber seni adalah teori permainan dan teori penandaan.

G. KESERASIAN

Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata rasi, artinya cocok, kena benar, dan

sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan,

pertentangan, ukuran, dan seimbang.

H. Teori Objektif dan Subjektif

The Liang Gie dalam bukunya garis beras estetika menjelaskan bahwa dalam

menciptakan seni ada 2 teori, yaitu:

a. Teori Objektif, berpendapat bahwa keindahan atau cirri-ciri yang mencipta nilai

estetik adalah sifat yang memang benar melekat dalam bentuk indah yang

bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya.

b. Teori Subjektif, menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu

benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang

mengamati sesuatu benda

I. Teori Perimbangan

Teori perimbangan tentang keindahan daei bangsa Yunani kuno dahulu dipahami pula

dalam arti yang lebih terbatas yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-

angka. Teori perimbangan berlaku dari abad 5-17 Masehi selama 22 abad. Para seniman

romantic umunya berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak

adanya keteraturan, yakni tersusun dari daya hidup, penggambaran, pelimpahan, dan

pengungkapan perasaan.

Kesimpulan :

Keindahan pada dasarnya adalah alamiah. Alam itu ciptaan tuhan ini berarti bahwa keindahan

itu ciptaan Tuhan. Keindahan menyangkut hakiki dari segala benda yang mengandung

kesatuan, keselarasan,keseimbangan, dan pertentangan. Dari ciri-ciri itu diambil kesimpulan

bahwa keindahan tersusun dari keselarasan dan pertentangan dari garis, warna, bentuk, nada,

dan kata-kata. Manusia diberikan keindahan yangluar biasa dari Tuhan YME. Oleh sebab itu,

manusia diharapkan untuk selalu menjaga keindahan-keindahan yang dimilikinya, yang ada

pada dirinya agar senantiasa keindahan tersebut dapat berguna dan dinikmati oleh semua

orang, serta untuk mengetahui suatu keindahan dibuuhkan hal-hal seperti renungan,

keserasian, kehalusan, dan kontemplasi.


DAFTAR PUSTAKA

1. Mohtar Hadi, dkk., Ilmu Budaya Dasar, UNS, Surakarta, 1986.

2. Suyadi M.P., Drs., Buku Materi Pokok Ilmu Budaya Dasar,

Universitas Terbuka, Jakarta, 1985.

3. Hoegiono, Drs., Ilmu Budaya Dasar dan PKLH, IKIP Semarang

Press, 1990.

4. Hartono, Drs., Ilmu Budaya Dasar, CV. Pelangi, Surabaya, 1986.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar