MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR
”Hubungan Manusia Dan Kebudayaan”

DISUSUN OLEH :
NAMA :APRILIANO
BECKHAM AGERTAMMA
NPM : 10216990
KELAS : 1EA22
DOSEN : SARWOKO
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah karena berkat rahmat, nikmat, hidayah,
serta inayahNya saya dapat menyelesaikan Makalah Ilmu Budaya Dasar (IBD) ini
dalam bentuk yang sederhana dengan judul Hubungan Manusia dan Kebudayaan.
Saya sebagai penulis sadar dalam penyusunan Makalah ini banyak kesalahan serta
kekhilafan.
Untuk itu, saya harapkan kritik dan saran dari pembaca agar kedepannya Makalah
ini bisa lebih baik lagi. Atas kesalahan dan kekhilafan yang saya lakukan dalam
penyusunan Makalah ini, saya mohon maaf sebesar-besarnya, semoga Makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam kesehariannya tidak akan lepas dari kebudayaan,
karena manusia adalah pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri. Manusia
hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan
berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya.
Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain,
karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil
kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan.
B. Rumusan Masalah :
1.
Apa pengertian kebudayaan?
2.
Apa hubungan manusia dan kebudayaan?
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari pembahasan materi ini adalah
untuk mengetahui sejauh mana hubungan dan keterkaitan antara manusia dan
kebudayaan. Mulai dari pengertian masing-masing dan hubungan keduanya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan
= Cultuur (Bahasa Belanda) = Culture (Bahasa Inggris) = tsaqafah (Bahasa Arab),
berasal dari perkataan latin “Colere” yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan
dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini
berkembangah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk
mengolah dan mengubah alam”.
Ditinjau
dari sudut bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta
“buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.
Pendapat
lain mengatakan, bahwa kata budaya adalah sebagai suatu perkembangan dari kata
majemuk budidaya, yang berarta daya dan budi. Karena itu mereka membedakan antara
budaya dan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa
dan rasa, dan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa tersebut.
Menurut
Ahli Antropologi E.B. Taylor, dalam bukunya yang berjudul “Primitive Culture”,
kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan
yang lain, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
Definisi
lain dikemukakan oleh R. Linton dalam buku “The Cultural Background of
Personality”, bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku yang
dipelajari dan hasil tingkah laku, yang unsure-unsur pembentukannya didukung
dan diteruskan oleh anggota dari masyarakat tertentu.
C.Kluckhohn
dan W.H. Kelly merumuskan definisi tentang kebudayaan yaitu, Kebudayaan adalah
pola untuk hidup yang tercipta dalam sejarah, yang explicit, implicit,
rasional, irrasional yang terdapat pada setiap waktu sebagai pedoman-pedoman
yang potensial bagi tingkah laku manusia.
Dari
definisi-definisi tersebut, dapat kita tarik kesimpulan, bahwa bagi ilmu
social, arti kebudayaan memiliki makna yang sangat luas yang meliputi kelakuan
dan hasil kelakuan manusia, yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkan
dengan belajar dan semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.
Didalam
masyarakat ramai, Kebudayaan sering diartikan sebagai The General Body of Arts,
yang meliputi seni sastra, seni musik, seni pahat, seni rupa, pengetahuan
filsafat atau bagian-bagian yang indah dari kehidupan manusia. Pengertian
kebudayaan ditempatkan disamping pengertian ekonomi, politik, hukum, sedang
dalam pengertian ilmu sosial kebudayaan adalah seluruh cara hidup suatu
masyarakat.
Menurut Prof. Dr. Koentjoroningrat,
kebudayaan terbagi menjadi 3 macam yaitu :
1. Wujud kebudayaan sebagai kompleks dari ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktifitas serta
tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3. Wuujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
B. Hubungan Manusia dengan Kebudayaan
Dipandang dari susut antropologi,
manusia dapat ditinjau dari 2 segi, yaitu :
a.
Manusia sebagai makhluk biologi
b. Manusia sebagai makhluk sosio-budaya
Sebagai makhluk
biologi, manusia dipelajari dalam ilmu biologi atau anatomi, dan sebagai
makhluk sosio-budaya manusia dipelajari dalam antropologi budaya. Antropologi
budaya menyelidiki seluruh cara hidup manusia, bagaimana manusia dengan akal
budinya dan struktur fisiknya dapat mengubah lingkungan berdasarkan
pengalamannya. Juga memahami, menuliskan kebudayaan yang terdapat dalam
masyarakat manusia.
Akhirnya, terdapat suatu konsepsi tentang kebudayaan manusia
yang menganalisis masalah-masalah hidup sosial-kebudayaan manusia. Konsepsi
tersebut ternyata member gambaran kepada kita bahwasanya hanya manusia lah yang
mampu berkebudayaan. Karena manusia dapat belajar dan dapat memahami bahasa,
yang kesemuanya bersumber pada akal manusia.
Dalam
hubungan masyarakat dengan kebudayaan, Kebudayaan itu bersifat comulatif,
bertimbun. Dapat diibaratkan : Manusia adalah sumber kebudayaan, dan masyarakat
adalah danau besar, dimana air dari sumber-sumber itu mengalir ke tertando.
Manusia mengangsu/ mengambil air dari danau itu. Maka dapatlah dikatakan
manusia itu “mengangsu apikulan warih” (ambil air berpikulan air), sehingga
tidaklah habis air dalam danau itu, melainkan bertambah banyak karena selalu
ditambah oleh orang yang mengangsu itu. Jadi erat sekali hubungan antara
masyarakat dengan kebudayaan. Kebudayaan tak mungkin timbul tanpa adanya
masyarakat, dan eksistensi masyarakat hanya dapat dimungkinkan oleh adanya
kebudayaan.
Dari
uraian diatas, maka ternyata manusia, masyarakat dan kebudayaan adalah satu
kesatuan yang tidak dapat lagi dipisahkan dalam artinya yang utuh. Karena
ketiga unsur inilah kehidupan makhluk social berlangsung.
Adanya
kebudayaan didalam masyarakat itu merupakan bantuan yang besar sekali pada
individu-individu, baik sejak permulaan adanyamasyarakat sampai kini, didalam
melatih dirinya memperoleh dunia nya yang baru. Dari setiap generasi manusia,
tidak lagi memulai dan menggali yang baru, tetapi menyempurnakan bahan-bahan
lama menjadi yang baru dengan berbagai macam cara, kemudian sebagai anggota
generasi yang baru itu telah menjadi kewajiban meneruskan ke generasi
selanjutnya segala apa yang telah mereka pelajari dari masa lampau dan apa yang
mereka sendiri telah tambahkan pada keseluruhan aspek kebudayaan itu.
Setiap
kebudayaan adalah sebagai jalan atau arah didalam bertindak dan berpikir,
sehubungan dengan pengalaman-pengalaman yang fundamental dari sebab itulah
kebudayaan tidak dapat dilepaskan dengan individu dan masyarakat. Dan akhirnya,
dimana manusia hidup bermasyarakat disanalah ada kebudayaan.
Kebudayaan
memiliki definisi yang beragam. Definisi-definisi itu memperlihatkan perbedaan
antara yang satu dengan yang lain. Tetapi dalam perbedaan itu ada persamaan.
Persamaannya terletak dalam pengakuan bahwa kebudayaan itu berhubungan dengan
manusia.
Manusia
yang mempunyai jiwa, mempunyai pola kebutuhan. Kesimpulannya : Jiwalah yang
sesungguhnya menyebabkan adanya kebudayaan. Yang membedakan manusia dan hewan
secara abstraknya adalah jiwa yang merupakan sumber dari ciptaan kebudayaan.
Peristiwa kebudayaan adalah soal kejiwaan.
Kebudayan
adalah kenyataan yang dilahirkan manusia dengan perbuatan. Kebudayaan tidak
saja asalnya, tapi juga kelanjutannya bergantung pada perbuatan manusia. Dan
perbuatan manusia bergantung pada jiwanya. Demikianlah dibelakang tiap-tiap apa
yang diartikan dengan kebudayaan terdapat jiwa manusia. Bahwa sumber dari
tiap-tiap apa yang dikatakan: kebudayaan adalah jiwa. Dengan berpangkal kepada
kejiwaan, dapat disusun satu definisi yang akan menjadi rumusan pengertian
kebudayaan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Abu Ahmadi,Drs., Antropologi Budaya,CV. Pelangi,
Surabaya,1986.
2. Supriadi Satrosupono, M., Ilmu Budaya Dasar, UKSW,
Salatiga,1987.
3. Koentjaningrat, Dr., Pengantar Antropologi, PT. Penerbit
Universitas Djakarta,1959.
4. Selo Soemardjan Soelaeman Soemadi, Setangkai Bunga
Sosiologi, Penerbit Fak. Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta, 1974.